UMUR 92 TAHUN JADI PEMIMPIN (LAGI)
Benar-benar mengejutkan. Rakyat Malaysia kali ini membuat banyak catatan sejarah. Pertama kali Koalisi Barisan Nasional (Barnas) yang dimotori oleh UMNO—partai terbesar di negeri itu— dan dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak (incumbent) kalah dalam Pemilu.
UMNO yang memerintah dalam 61 tahun terakhir ditumbangkan oleh Koalisi Harapan yang dipimpin oleh seorang kakek berumur 92 tahun, Mahathir Mohamad menang… dan itu berarti dia akan jadi Perdana Menteri tertua di dunia.
Ketika saya menjadi peserta Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi di Universiti Utara Malaysia, 2006, tidak pernah saya membayangkan bahwa UMNO dan koalisinya akan kalah. Para ilmuan Malaysia yang hadir di konferensi itu tidak membahas tentang adanya peluang kekalahan Barnas.
Mahathir dulunya adalah pendiri Barnas. Dia menjadi Perdana Menteri berulang kali, dari 1981 hingga 2003, dan bersahabat dengan Presiden Soeharto dari Indonesia. Mahathir yang dikenal sebagai Bapak Modernisasi Malaysia itu digantikan oleh Abdullah Ahmad Badawi sebagai pemimpin koalisi Barnas sekaligus sebagai PM Malaysia di tahun 2003.
Di Pemilu Malaysia yang baru saja kelar, Mahathir ‘turun gunung’. Beberapa kali dia mengungkapkan keprihatinannya atas kedaulatan Malaysia yang mulai tergerus di negerinya sendiri (termasuk video viral yang juga beredar di Indonesia dimana Mahathir mengkritik keberadaan perusahaan asing yang warga Malaysia sendiri tidak dibolehkan masuk areal perusahaan itu).
Menjadi menarik pula bahwa di Pemilu kali ini, Mahathir bersatu dengan kubu Anwar Ibrahim, yang dulunya adalah ‘musuh politik’nya. Menurut kabar, Mahathir akan memimpin pemerintahan Malaysia untuk sementara, lalu menyerahkan kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim setelah Anwar keluar dari penjara karena tuduhan asusila.
Kemenangan Mahathir ini pasti akan sangat menarik dibahas dari berbagai sudut pandang. Politik regional ASEAN, trend baru mengenai political rally, dan tentu saja pembahasan tentang kondisi dalam negeri Malaysia sendiri, baik ideologi, ekonomi, sosial, budaya, dll.
Setiap ilmuan Malaysia dan juga para pengamat ASEAN pasti akan mengeluarkan berbagai analisisnya. Saya sendiri punya analisis tentang fenomena ini, tapi tentu tidak cukup jika dituliskan di sini. Sekali lagi, peristiwa politik Malaysia hari ini sangat menarik. Kita tunggu saja perkembangan berikutnya.