SAUDARA ASUH

1990, sy dan 9 kawan berangkat ke Jakarta pakai kapal Umsini. Mereka adlh kawan baru; Subhan Lamusu, Muslim Hasan Yusuf, Agussalim Jusuf Lamadlaw, Bambang Nadjamudin, Mulad Bambang Arifianto Henga, Wahyudin Lihawa, Alex Hitler Maga, dan Chandra Hulukati.

Ketika itu Walikota Joesoef Dali dan Bupati Imam Nooriman bekerjasama dengan Yayasan 23 Januari 1942 Jakarta pimpinan pak Arie Muchtar Pedju dan pak Karim Kono. Mereka membiayai kami bersepuluh yg baru sj lulus SMP untuk sekolah SMA di Jakarta.

Sebelumnya sudah ada 10 anak kelas 3 SMA yg sdg mengikuti program yg sama di ibukota; Mulhimah Sidqiyah Kau, Ryshka Polapa, Nani Habibie, Maryam Dai, Yulan Dani, Muchlis A.L. Mile, Jhony Abdjul, Nickartin Bulango, Lucky Taha dan Sukarno Ismet Tuah.

Menyusul setelah kami adalah para kakak tingkat; Yasin Oesman Dilo dan Risna Yusup. Kami 22 orang.

Perjuangan sekolah di Jakarta, bertahun2 jauh dari ortu, berpindah2 tinggal di kontrakan, asrama, kos2an, kami menjadi saudara senasib sepenanggungan. Tertawa bersama, menangis bersama, saling membantu dan saling menghibur satu sama lain. Walaupun tak sama persis, miriplah dgn suasana kebatinan anak panti asuhan. Dan kami menikmatinya dgn luar biasa.

Kini, kami sudah menjalani jalur hidup masing2. Pada sibuk dgn profesi, sehingga jarang berjumpa, apalagi hidup di kota yg berbeda2.

Alhamdulillah pasca lebaran kemarin kami bisa berkumpul, mengenang manis dan pahitnya kehidupan di masa dulu, ketika bbrp di antara kami pernah kehabisan uang dan pergi ke PMI untuk donor darah….supaya setelah berdonor dapat makan gratis 😁😀…dan byk kisah lainnya.

Aku menuliskan ini di sini untuk mewariskan persaudaraan ini kepada anak2 kami. Semoga mereka juga bisa saling membantu dan saling berbagi berkah, sebagaimana ibu dan bapak mereka ini. Aamiin…

#One_For_All

#All_For_One

Start typing and press Enter to search