PETARUNG KEHIDUPAN
Sejak 2010, kami di Tim 9 Elnino (cikal bakal eLnino Center) selalu mencari para siswa atau mahasiswa yang kami sebut “petarung kehidupan”. Bukan soal miskin-kaya, ini soal attitude, belief, dan values… soal karakter. Orang muda yang “karaaaaas”, tidak mau “lomboooo”.
Setiap kami menemukan anak muda seperti itu, biasanya saya datangi atau saya undang. Saya memberikan uang kepada mereka walau tak banyak. Menariknya, anak-anak seperti ini menolak karena tidak mau dikasihani.
Persis seperti saya kuliah dulu. Angkuh sendiri dan arogan. “Bos, itu duit bukan karena ingin membantu ente, bukan karena ana kasihan lihat kau, tapi itu uang terimakasih saya sama ente,” kataku.
“Terimakasih untuk apa kak?” biasanya pertanyaan ini keluar.
“Terimakasih sudah memberi contoh kepada generasi anak²ku bahwa gak boleh putus asa, bahwa yakin Allah bersamamu karena sholatmu 5 waktu, pantang bagimu meminta bantuan makhluk, dan hanya meminta kepada khalik. Tentang ketajaman kreatifitas. Terimakasih dek… Aku sudah bertambah judul cerita untuk anak²ku,” lalu dengan ragu² mereka menerima pemberianku.
Tidak banyak orang muda petarung dalam kehidupan, yang banyak adalah orang muda yang merasa bertarung. Yang terakhir ini biasanya lembek, mentalitas seperti pemain bola yang disalahi dikit langsung jatuh. (Bukan Ronaldo Bukan Messi pooli).