PEJUANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO BERASAL DARI BERBAGAI SUKU

Jauh dari Sulawesi Tenggara ke Gorontalo untuk mencari ilmu, La Saofu alias Ka Opan, bukan hanya mendapatkan ilmu di sini, tapi juga jodoh. 😁

Saya datang ke rumahnya yang belum kelar dibangun. Dia, istrinya, dan anak2nya utk sementara tinggal di bekas kandang ayam. “Jang tarkira, kak waa… Torang sementara masih kondisi darurat, hehe,” kata Ka Opan sambil tertawa yang khas…menggelegar 😁😀.

Di 1999-2001, Ka Opan adalah salah satu pejuang pembentukan Provinsi Gorontalo yang sangat tangguh. Dia adalah salah satu aktifis HMI yang berjibaku di lapangan untuk sosialisasi visi perjuangan pembentukan provinsi, korlap dalam beberapa unjuk rasa, bahkan mau menjadi “tukang sapu lantai” di tempat acara2 P4GTR dan Presnas (organisasi utama pembentukan provinsi). Saya dan semua aktifis di jaman itu adalah saksinya.

Usaha yang keras dan cerdas dalam perjuangan pembentukan provinsi ini tidak hanya dilakukan orang yang berdarah Gorontalo, tetapi juga orang2 yg asalnya dari suku2 lain, seperti pak Haji Djamaluddin Panna (Bugis), Sabri Batalipu (Buol), La Saofu (Muna), Kartono Lasieng dan Rauf Nagaring (Sangir), Arter Datunsolang (Bolmong), Thamrin Gani (Ternate), dan masih banyak lagi dari mereka yg keturunan Arab, Minahasa, Jawa, China, dll.

La Saofu alhamdulillah berjodoh dengan Ta Leni — sesama aktifis HMI saat itu. Ka Opan menetap di Gorontalo, mengalami dan melihat langsung perbedaan antara Gorontalo sebelum menjadi provinsi dan setelahnya.

Sekarang dia adalah PNS. Cukup lama menjadi guru SMA (banyak juga muridnya yang menjadikannya sebagai Guru Favorit), lalu mengabdi di Pemkab Gorontalo.

Satu hal lagi; Ka Opan ini salah satu Mak Comblang yang “mengatur” sy menemukan cinta terbaik sy, Umin Kango yang sekarang adalah istriku. 👍😁👍

Terimakasih ka Opan, atas persahabatan yang abadi ini. Baarakallaahulakum sekeluarga… 🙏🙂🙏

Start typing and press Enter to search