PAPA

Bapakku Mustapa Mohi bangga dengan peci emas LVRI-nya. Bukan karena peci itu pertanda kepahlawanannya. Tapi karena peci itu mengingatkannya untuk selalu berkorban bagi Republik Indonesia…sampai ajal tiba.

Peci yg mengingatkannya kepada para seniornya, sahabatnya, saudaranya yg siap berkalang tanah. Peci yg kalau dia lihat, akan ada lagi cerita panjang tentang masa lalu; tentang Bung Karno, tentang Bung Hatta, tentang Pak Harto, tentang Nani Wartabone, tentang Permesta, PKI, Malari, dan banyak lagi.

Cerita yg seringkali bikinku bosan, karena berulang dan berulang lagi. Lagi…dan lagi… Bukan krn bapakku pikun, tapi karena dia ingin aku tak melupakan kisah2 yg luar biasa itu.

Peci itu entah dimana skrg berada. Aku sedang mencarinya. Sekadar untuk kupajang. Sebab giliranku sekarang untuk menceritakan kembali kisah2 itu kepada anak2ku. Aku ingin spt bapakku yg setiap melihat peci itu memanggil anaknya lalu berkisah tentang byk hal yg tak ada di buku2 sejarah.
Semoga Allah selalu melindungimu, papa… Salam dan doa kami anak2mu untuk mama….

Kami anak-anakmu masih merasakan kehadiranmu

Di sini
di dalam ruh kami
Berkisah ngalor-ngidul tentang sejarahmu
Sejarah yg pantas kami kisahkan kepada cucu-cucumu

Di sini
bersama pusaramu
Tentang tauhidmu Tentang politikmu Tentang pendidikanmu Tentang koperasimu Tentang leluconmu
Tentang senyum dan marahmu

Dengan kerinduan yang begitu dalam
Semoga kita semua
berkumpul lagi di tempat yg baik Papa
Aamiin…

Start typing and press Enter to search