MAMA

Tuhan menciptakanmu sebagai penyempurna alam semesta. Hanya dengan dua tanganmu, engkau menangani enam kakakku, lalu menyapihku, lalu mengurusi adik dan segala keperluan papa, lalu kau berbakti bagi negara, bagi orang banyak di luar rumah kita. Semuanya kau lakukan hanya dengan dua tangan lembutmu.

Kelembutan tanganmu itu pula yang mampu sembuhkan luka, sakit hati dan keterpurukan kami. Air matamu seakan menunjukkan engkau begitu lemah. Tapi sesungguhnya tidak. Sebab, air mata itu salah satu caramu menyampaikan rasa gembira, rasa cinta, derita, bangga, kegalauan, dan sebagainya.

Begitu sempurnanya engkau, Mama, sebagai ciptaan Tuhan. Laki-laki setegar Papa pun mengadu padamu. Engkau sanggup menderita lebih dari laki-laki. Engkau mampu tersenyum ketika jiwa kami menjerit. Engkau sanggup tertawa saat kami ketakutan. Senyum dan tawa yang selalu menopang tiang-tiang kehidupan kami yang rapuh.

Seorang penyair berkata, “Wanita diciptakan bukan dari bagian kepala, karena dia diciptakan bukan untuk jadi pemimpin, dia juga dicipta – kan bukan dari bagian kaki karena dia bukan untuk di injak – injak tapi dia diciptakan dari tulang rusuk sebelah kiri karena tulang rusuk kiri dekat dengan hati dan tangan, dan sebab itu, dia untuk dicintai, dekat dihati dan dilindungi”.
Seperti itulah engkau, Mama, di hati kami anak-anakmu.

“Seorang Ibu adalah madrasah bagi para putranya. Seorang Ibu adalah taman. Taman yang terawat niscaya tumbuh subur menghijau, menjadi sumber inspirasi bagi sekitar. Seorang Ibu adalah guru dari guru yang pertama. Gerak-geriknya mempengaruhi seluruh ufuk.”

Seperti itulah engkau, Mama, bagi kami anak-anakmu.

Engkaulah tambatan ketika kami lelah dengan kehidupan. Nun jauh di sana. Di alam yang berbeda, engkau masih menerangi hati kami, menjadi pelita tatkala gelap menyelimuti. Kecupan sayangmu masih terasa hangat di pipi, bahkan setelah 24 tahun engkau tiada di dunia. Kasih sayang yang dahsyat. Bersyukurlah kami dilahirkan dan dirawat orang sepertimu.

Salam sayang dan peluk cium kami untuk Papa di syurga. Kami selalu sadar, betapa berharganya engkau berdua bagi kehidupan kami.

Semoga Allah SWT menyayangi engkau berdua sebagaimana engkau menyayangi kami.
Senantiasa. Amin…

Kalian yg masih punya ibu, punya bapak, bersimpuhlah di kaki mereka berdua. Sebab kau belum pernah merasakan betapa mereka masih menumpahkan kasih sayang mereka kpd anak2, walaupun mereka telah dimakamkan.

Sungguh, hanya kasih Allah SWT dan kasih Rasul yg bisa lebih dari kasih sayang ibu dan bapak bahkan ridlo Allah SWT kepada kita tergantung pada ridlo ortu kita masing2 kpd kita.

Saya tdk ingin bersahabat dgnmu jika pernah melihatmu membangkang pada ibu dan bapakmu. Betapa iri sy kpd kalian yg masih punya ortu…

Jangan pernah engkau sia2kan mereka, sahabatku Tempatkan mereka di posisi terlayak di rumahmu, dan di hatimu…

Start typing and press Enter to search