HULONDTALO MO’AWOTA

Saya salah satu dari banyak orang yg bersyukur pak Fadel Muhammad mau jadi Ketua Huyula Heluma lo Hulondtalo (LAMAHU), wadah paguyuban orang Gorontalo rantau.

Seorang mantan menteri, mantan gubernur 2 periode, seorang pimpinan lembaga (tinggi) negara, MPR RI, masih mau “turun” ketika diminta memimpin organisasi sekecil dan seunik Lamahu. Tanpa kepentingan pribadi, tanpa tendensi politik, keikhlasannya yang terasa dalam dada.

Saya berharap, pak Fadel Muhammad, serta seluruh tokoh Lamahu yg ada saat ini mampu menghidupkan kembali semangat MO’AWOTA (Kolaborasi) yg pernah melingkupi Lamahu di era 1990-an ketika pak Ary Pedju, pak Karim Kono, KH Ibrahim Nento dan tokoh2 lainnya melakukan hal2 hebat utk Gorontalo tanpa mempublikasikan amalan mereka — termasuk menyekolahkan 22 orang anak (sy salah satunya) ke sekolah2 terbaik di Jakarta.

Semangat MO’AWOTA itu yg perlu ditumbuhkembangkan dalam hati semua orang Gorontalo Rantau. Hanya dengan rasa persaudaraan, mau mengalah satu dengan yg lain, dan keikhlasan, maka orang2 Gorontalo tidak lagi “tutuhiya” (saling menjatuhkan/menjelekkan yg lain), tetapi saling bantu, baku-tongka, mau menjadi pijakan bagi yg lain utk melenting ke atas. Pokoknya, MO’AWOTA. 🙂

Dulu, tokoh2 Gorontalo berkibar di panggung nasional dan internasional karena talenta individualnya. H.B. Jassin, J.S. Badudu, Ka Ebu, B.J. Habibie, adalah sedikit dari banyak contoh. Di masa kini kita juga dpt menyebut Suharso Monoarfa, Zainuddin Amali, Sandiaga Uno, dll.

Sekali lg, mereka itu hebat krn kualitas individualnya masing2. “Kontribusi Gorontalo” bagi kehebatan mereka bs dibilang ada tapi minim.

Nah, Lamahu perlu menjadikan dirinya sebagai simpul utk menghimpun semua akses, semua jalur, semua potensi yg memungkinkan untuk dikolaborasikan secara seksama dan dalam tempo yg sesingkat2nya, demi MENCIPTAKAN TOKOH2 BARU dari Gorontalo di kancah nasional dan dunia.

Pak Fadel Muhammad adalah dirigen terbaik utk kolaborasi itu🙏🙂🙏

Start typing and press Enter to search