HIKMAH HAJI
“Allah tidak memanggil mereka yang mampu. Allah memampukan mereka yang Dia panggil.”
Begitu tulis istri sy di akun FB-nya, tahun lalu. Saya membacanya setelah pesawat yang saya tumpangi tiba di Madinah di musim haji.
Singkat ceritanya begini…
Saya dan istri sudah mendaftar haji di tahun 2006, lalu mulai menyicil setoran dana haji sejak itu. Pada tahun 2010, cicilan kami lunas, tetapi kami mesti antri dan beroleh porsi pada tahun 2020. Cukup lama antrinya.
Tahun 2016, istri saya bilang betapa dia ingin naik haji segera, sebelum 2020. Rupanya hanya ada satu cara; visa Furoda. Kami pun mencoba menabung utk bisa berhaji bersama walaupun mahal. “Masa’ beli mobil mau segera, tapi haji gak mau segera,” kata istri sy.
Setelah dua tahun, tabungan kami tak cukup utk biayai 2 buah visa Furoda, hanya mampu utk 1 orang sj. “Ya sudah, kita tunggu saja porsi 2020 kalau begitu,” menetes air matanya mengatakan itu.
Mendadak di 2018, sy yg bertugas di Komisi 1 (bidang pertahanan) di-BKO-kan (semacam penempatan sementara) di Komisi 8 yg mengurus bidang sosial keagamaan, termasuk urusan haji.
Di Komisi 8 saya menjadi salah satu tim pengawasan pelaksanaan haji. Artinya, sy berkesempatan berada di Arab Saudi di musim haji. Artinya pula, bisa sekaligus melaksanakan haji. Kata orang, Haji ABIDIN (atas biaya dinas), sebab sebagian ongkos ditanggung oleh negara.
Semangat istri sy muncul lagi. Kalau visa Furoda-nya dia pakai, maka kita bisa ritual haji barengan, walaupun dia tak ikut tim DPR yg kesana-kemari melakukan tugas2 pengawasan.
Diurus lagi-lah visa Furodanya dari awal. Dia sudah persiapkan perlengkapan berhaji utk berdua. Lengkap sudah persiapannya, dari baju ihram hingga sandal jepit. Semua utk berdua. Dua koper.
Apa yg terjadi kemudian? Visa Furoda yg diapply tak kunjung dikabulkan oleh otoritas pemerintah Saudi. Kabarnya, baru bisa dipastikan bbrp jam sebelum keberangkatan pesawat.
Tapi demikianlah…. Hingga pesawat berangkat, visa utk istri sy tak juga keluar. Akhirnya dia pulang dari Bandara ke rumah dengan membawa kopernya. Dia pasrah kepada Allah…dan mengambil hikmah dari semua ini.
Dia yg begitu ingin berhaji, sementara sy yg tak terlalu menggebu2, justru sy yg sempat ke padang Arofah, sementara dia tidak. Sungguh, Allah memampukan orang yg Dia panggil dan Dia mau , bukan memanggil orang yg mampu dan mau.
Semoga seluruh pembaca artikel ini Allah panggil untuk berhaji… Allah mampukan untuk berhaji… Allah mudahkan semua urusannya untuk berhaji…. Aamiin… Aamiin….
